Minggu, 17 Oktober 2010

KARATE Indonesia Kekuatan yang Diperhitungkan

Sekalipun bukan merupakan pemilik ilmu seni bela diri karate, tetapi Indonesia, di jajaran Asia, termasuk salah satu negara yang diperhitungkan kekuatannya. Baik untuk nomor kumite atau pertarungannya, maupun pada nomor kata atau jurusnya.
Untuk beberapa kelas di nomor kumite putra, seperti kelas -60 kilogram, -67 kilogram, ataupun + 84 kilogram, karateka Indonesia berada pada urutan ketiga besar Asia. Bisa dikatakan pada ketiga kelas tersebut Indonesia hanya berada di bawah karateka Jepang sebagai pemilik ilmu seni bela diri ini, kemudian Vietnam yang merupakan kekuatan baru yang tangguh.
Hal tersebut mengacu pada hasil terakhir pelaksanaan Kejuaraan Karate Asia (AKF) yang berlangsung di China 2009. Beberapa karateka Indonesia mampu meraih medali perunggu. Antara lain seperti Dharmawan Donny, andalan Kontingen Asian Games Indonesia di kelas -60 kilogram.
Posisi Indonesia di tiga besar Asia, terlihat jelas dalam dua Asian Games terakhir, yakni Asian Games XIV-2002 Busan serta Asian Games XV-2002 Doha, di mana karateka kita berhasil meraih medali perunggu.
Hanya M Hasan Basri yang meraih medali emas pada Asian Games 2002 di Busan, Korsel. Ia membuktikan bahwa Indonesia harus diperhitungkan sebagai salah satu pesaing utama.
Dengan posisi Indonesia yang masih diperhitungkan hingga saat ini, wajar bila Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PB Forki), menargetkan satu medali emas di Asian Games XVI-2010 Guangzhou yang tinggal 40 hari lagi digelar.
Apalagi, medali emas Hasan Basri itu bukan yang pertama kali. ”Karena sebelumnya, cabang karate juga sudah mampu mempersembahkan medali emas bagi kontingen Indonesia di Asian Games XIII-1998 Bangkok. Melalui Arief Taufan Syamsuddin,” kata Hendardji Soepandji, Ketua Umum PB Forki.
Hanya memang, ada beberapa kekuatan lain yang tetap masuk dalam perhitungan kontingen Karate Indonesia. Seperti karateka dari negara Iran yang tidak ikut ambil bagian di Indonesia Open II-2010, pertengahan September lalu di Denpasar, Bali.
Begitu juga dengan karateka tuan rumah China, yang pasti juga bakal berusaha keras meraih kemenangan di event terakbar para atlet se-Asia tersebut. Serta Kazakstan, yang memiliki satu karateka semifinalis AKF 2009 yang bakal menjadi lawan dari Umar Syarief yang turun di kelas +84 kilogram.
Tentu dengan posisi tiga besar, seperti hasil Asian Games XV- 2006 di Doha lalu, hasil di Asian Games XVI-2010 Guangzhou, masih akan sangat bergantung pada optimalisasi penampilan ke enam karateka untuk nomor kumite, berikut dua karateka kata yang dipercayakan untuk mewakili Indonesia.
PB Forki telah memberikan amunisi yang rasanya lengkap bagi setiap karateka selama 7 bulan lebih didadar di pemusatan latihan nasional (pelatnas) Asian Games KONI yang kemudian dilanjutkan oleh Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Termasuk tentunya saat mendapat koreksi menyeluruh dari para sensei kelas dunia, ketika mereka berlatih hampir selama empat minggu di Tokyo, Jepang, Agustus lalu.
Tentu bila mereka tampil prima dan penuh percaya diri, tidak menutup kemungkinan mereka bisa meraih medali emas, bahkan mungkin lebih dari satu medali emas. Tradisi menyumbang emas Asian Games yang sempat terputus di Doha tampaknya bakal terulang di China.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar